Modul ini membahas tentang pengalamatan IP dan melakukan subnetting untuk membuat collision domain yang baru. Subnetting dilakukan dengan membagi alamat IP dari sebuah jaringan menjadi beberapa subnet (sub jaringan) yang merupakan pengembangan dari sebuah jaringan komputer.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
- Memahami konsep IP
- Memahami konsep subnetting dan Superneting
II.PERALATAN
III. DASAR TEORI
1. Format IP Address
IPv4 terdiri dari 32 bit bilangan biner yang terbagi dalam 4 octet masing - masing octet terdiri dari 8 bit (1 byte). Setiap byte dituliskan dalam bilangan desimal antara 0 - 255 (28 - 1) untuk mempermudah dan menyederhanakan penulisan. Ilustrasi alamat IPv4 ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut
2. Kelas - kelas Alamat IP
Alamat IPv4 dibagi dalam 5 jenis kelas, yakni A, B, C, D dan E. Hanya kelas A, B, dan C yang digunakan secara umum sedangkan kelas D digunakan untuk multicasting dan kelas E digunakan untuk sains dan penelitian. Pembagian kelas IPv4 ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini.
Keterangan : N = Alamat jaringan, H = Alamat Host
3. Subnet Mask
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa alamat IP terdiri dari 2 bagian, yaitu alamat jaringan dan alamat host. Subnet mask atau netmask digunakan untuk menentukan bagian manakah dari sebuah alamat yang merupakan alamat jaringan dan bagian manakah yang merupakan alamat host. Subnet mask direpresentasikan dengan nilai 1 dan 0 dimana bagian dengan nilai 1 merepresentasikan alamat jaringan sedangkan yang memiliki nilai 0 merupakan alamat hostnya, untuk mempermudah maka direpresentasikan dalam bentuk desimal. Tidak semua jaringan membutuhkan subnet, dalam hal ini berarti jaringan tersebut menggunakan sebuah subnet mask default.
Tabel dibawah ini menunjukkan subnet mask default untuk masing - masing kelas A, B, dan C. Subnet default untuk masing - masing kelas ini tidak dapat diubah. Maksudnya adalah kita tidak bisa menggunakan sebuah subnet 255.0.0.0 untuk sebuah kelas B, jika kita mencobanya maka alamat tersebut akan menjadi tidak valid dan bahkan biasanya tidak akan diperbolehkan mengetikkan subnet mask yang salah tersebut. Tidak bisa juga kita set semua nilai dengan 1 atau dalam bilangan decimal sama dengan 255.255.255.255, dimana alamat tersebut sebenarnya merupakan alamat broadcast.
.
Sebagai contoh, untuk alamat IP 192.168.1.10 dengan subnet mask 255.255.255.0, berarti alamat jaringan dari IP tersebut adalah 192.168.1.0, sedangkan alamat hostnya adalah 0.0.0.10. Subnet mask juga bisa direpresentasikan dengan notasi Classless InterDomain Routing (CIDR), yang akan menggunakan tanda “/” di belakang sebuah alamat IP dan diiikuti oleh angka yang menyatakan jumlah angka 1 dari netmasknya. Jika kita lihat dari contoh diatas, maka notasi CIDR - nya adalah 192.168.1.10/24.
4. CIDR
CIDR merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengkategorikan alamat IP dengan tujuan untuk mengalokasikan lamat IP kepada pengguna dan untuk efisiensi dalam proses routing paket - paket IP di dalam jaringan komputer. Metode ini biasanya digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk mengalokasikan alamat kepada sebuah rumah, perusahaan atau ke seorang pelanggan. Ketika kita menerima sebuah blok alamat dari ISP, umumnya kita akan menerima dalam bentuk 192.168.1.10/28. Maksud dari angka - angka tersebut adalah bahwa kita berada pada subnet 28. Hal ini berarti kita menggunakan sebanyak 28 angka 1 pada netmask (11111111.11111111.11111111.11110000) atau berarti subnet mask kita adalah menjadi 255.255.255.240. Alasan adanya CIDR adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu hanya ada 3 kelas penggolongan alamat IP. Dimana masing - masing kelas memiliki jumlah maksimal alamat tertentu. Ambil sebuah contoh dimana sebuah organisasi dengan jumlah komputer yang harus terhubung ke jaringan adalah sebanyak 1000 komputer.
Jika digunakan kelas C, yang maksimal adalah 256 host, maka jumlah tersebut tidak cukup untuk mengalamati seluruh komputer tersebut. Jika kita gunakan kelas B, yang maksimal jumlah hostnya adalah 65536, maka sisanya sangat banyak dan akan terbuang percuma yang berakibat tidak efisiennya proses routing. CIDR menggunakan VLSM (Variable - Length Subnet Masks) untuk mengalokasikan alamat IP sesuai dengan kebutuhannya, daripada menggunakan mengikuti aturan - aturan kelas - kelas A, B dan C dalam jaringan.
Sehingga pembagian jaringan atau host dapat dilakukan dengan menggunakan pada semua bit yang ada pada alamat. Perlu diingat bahwa penggunaan subnet mask maksimal adalah /30, karena sebuah jaringan paling tidak harus menyimpan dua buah bit sebagai bit dari host. Dan dalam sebuah jaringan, tidak semua alamat bisa kita gunakan sebagai alamat host. Setidaknya terdapat dua buah alamat tidak bisa kita gunakan, yaitu alamat pertama yang akan menjadi alamat jaringan tersebut dan alamat terakhir yang akan menjadi alamat broadcast dari jaringan tersebut.
5. Subnetting
Dalam sebuah jaringan komputer, sekelompok komputer dan peralatan jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama dinamakan sebuah subnetworks atau subnet. Dengan menggunakan subnetting, sebuah jaringan yang besar bisa dipecah dan dibentuk menjadi sebuah jaringan - jaringan yang lebih kecil. Proses tersebut dinamakan dengan subnetting. Subnetting memberikan beberapa keuntungan, antara lain:
- Berkurangnya lalu lintas jaringan. Untuk mengkomunikasikan beberapa subnet dalam sebuah jaringan, maka kita harus menggunakan sebuah router. Dengan adanya router, maka semua lalu lintas hanya akan berada didalam jaringan tersebut, kecuali jika paket tersebut ditujukan kepada jaringan yang lainnya.
- Kerja jaringan yang optimal. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya lalu lintas jaringan.
- Pengelolaan yang sederhana. Akan lebih mudah bagi kita untuk mengelola sebuah jaringan kecil - kecil yang saling terisolasi jika dibandingkan dengan mengelola sebuah jaringan tunggal yang sangat besar.
- Membantu pengembangan jaringan dengan jarak geografis yang jauh. Karena jalur dalam WAN yang lebih lambat dan mahal, maka sebuah jaringan yang mencakup jarak yang jauh akan menciptakan masalah masalah diatas. Sehingga menghubungkan banyak jaringan kecil akan menjadi lebih efisien.
Pada sebuah jaringan yang besar, tanpa adanya subnetting, lalu lintas paket dalam jaringan bisa mencapai nilai rata - rata yang cukup tinggi, yang banyak disebabkan oleh terjadinya collision pada sebuah jaringan Ethernet (CSMA/CD). Oleh karena itu subnetting digunakan untuk membentuk jaringan - jaringan yang lebih kecil. Disini router digunakan untuk mengelola lalu lintas data dan memisahkan batas antar subnet. Selain itu. subnetting membantu juga dalam mengatasi masalah keterbatasan jumlah host dalam IPv4, dimana jumlah maksimal alamat IP yang dimungkinkan adalah sebanyak 232 alamat IP. Mengingat bahwa setiap mesinyang terhubung kedalam internet haruslah memiliki alamat yang unik, maka jika dilihat maka jumlah tersebut tidak mungkin akan cukup untuk seluruh mesin yang ada di dunia ini. Oleh karena itu, jika dilihat dari posisinya didalam sebuah jaringan, sebuah alamat IP dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
- IP publik yaitu alamat IP yang langsung terhubung kedalam internet, dimana IP tersebut bersifat unik di keseluruhan jaringan internet.
- IP private yaitu alamat IP yang bersifat tidak umum, yang hanya dikenali oleh jaringan lokal saja. Agar dapat terhubung ke internet dibutuhkan beberapa server yang bisa digunakan untuk mengkonversi alamat kita sehingga terhubung kedalam internet
a. Perhitungan Subnetting
Ketika sudah diputuskan untuk memilih sebuah subnet mask, maka kita perlu untuk menentukan beberapa hal yaitu: jumlah subnet, host yang valid, dan alamat broadcast. Maka dari subnet yang telah dipilih tadi perlu dijawab 5 buah pertanyaan mendasar berikut:
- Berapa jumlah subnet yang dihasilkan?
- Berapa jumlah host yang valid untuk setiap subnet?
- Mana sajakah subnet - subnet yang valid?
- Alamat broadcast dari setiap subnet adalah?
- Manakah host - host yang valid untuk setiap
subnet?
http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/Modul-Praktikum-4-IP-Subneting.pdf