PENGALAMATAN IP dan SUBNETTING

Posted by Unknown on 07.58 with No comments




IP dan SUBNETING

     Modul ini membahas tentang pengalamatan IP dan melakukan subnetting untuk membuat collision domain yang baru. Subnetting dilakukan dengan membagi alamat IP dari sebuah jaringan menjadi beberapa subnet (sub jaringan) yang merupakan pengembangan dari sebuah jaringan komputer. 

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
  • Memahami konsep IP
  • Memahami konsep subnetting dan Superneting
II.PERALATAN

III. DASAR TEORI

1. Format IP Address

IPv4 terdiri dari 32 bit bilangan biner yang terbagi dalam 4 octet masing - masing octet terdiri dari 8 bit (1 byte). Setiap byte dituliskan dalam bilangan desimal antara 0 - 255 (28 - 1) untuk mempermudah dan menyederhanakan penulisan. Ilustrasi alamat IPv4 ditunjukkan pada Gambar 4.1 berikut

2. Kelas - kelas Alamat IP

Alamat IPv4 dibagi dalam 5 jenis kelas, yakni A, B, C, D dan E. Hanya kelas A, B, dan C yang digunakan secara umum sedangkan kelas D digunakan untuk multicasting dan kelas E digunakan  untuk  sains  dan  penelitian.  Pembagian  kelas  IPv4  ditunjukkan  pada  Tabel  4.1 berikut ini.



Keterangan : N = Alamat jaringan, H = Alamat Host

3. Subnet Mask

Seperti  yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa alamat  IP terdiri dari 2  bagian,  yaitu alamat jaringan  dan  alamat  host.  Subnet  mask  atau  netmask  digunakan  untuk  menentukan bagian manakah dari sebuah alamat yang merupakan alamat jaringan dan bagian manakah yang merupakan  alamat  host.  Subnet  mask  direpresentasikan  dengan  nilai  1  dan  0  dimana  bagian dengan nilai 1 merepresentasikan alamat jaringan sedangkan yang memiliki nilai 0 merupakan alamat  hostnya, untuk  mempermudah  maka  direpresentasikan  dalam  bentuk  desimal.  Tidak semua  jaringan membutuhkan  subnet,  dalam  hal  ini  berarti  jaringan  tersebut  menggunakan sebuah subnet mask default.
Tabel dibawah ini menunjukkan subnet mask default untuk masing - masing kelas A, B, dan C. Subnet default untuk masing - masing kelas ini tidak dapat diubah. Maksudnya  adalah kita  tidak bisa  menggunakan  sebuah  subnet  255.0.0.0  untuk  sebuah  kelas  B,  jika  kita mencobanya maka alamat tersebut akan menjadi tidak valid dan bahkan biasanya tidak akan diperbolehkan mengetikkan subnet mask  yang salah tersebut. Tidak bisa juga kita set semua nilai  dengan  1  atau  dalam bilangan  decimal  sama  dengan  255.255.255.255,  dimana  alamat tersebut sebenarnya merupakan alamat broadcast.

.


     Sebagai  contoh,  untuk  alamat  IP  192.168.1.10  dengan  subnet  mask  255.255.255.0, berarti alamat jaringan dari IP tersebut adalah 192.168.1.0, sedangkan alamat hostnya adalah 0.0.0.10.  Subnet  mask  juga  bisa  direpresentasikan  dengan  notasi Classless  InterDomain Routing (CIDR), yang akan menggunakan tanda “/” di belakang sebuah alamat IP dan diiikuti oleh angka yang menyatakan jumlah angka 1 dari netmasknya. Jika kita lihat dari contoh diatas,  maka notasi CIDR - nya adalah 192.168.1.10/24.

4. CIDR

     CIDR  merupakan  sebuah  metode  yang  digunakan  untuk  mengkategorikan  alamat  IP dengan  tujuan  untuk  mengalokasikan  lamat  IP  kepada  pengguna  dan  untuk  efisiensi  dalam proses routing paket - paket IP di dalam jaringan komputer. Metode ini biasanya digunakan oleh Internet   Service   Provider   (ISP)   untuk   mengalokasikan   alamat   kepada   sebuah   rumah, perusahaan  atau  ke  seorang  pelanggan.    Ketika  kita  menerima  sebuah  blok  alamat  dari  ISP, umumnya  kita  akan  menerima  dalam  bentuk  192.168.1.10/28.  Maksud  dari  angka - angka tersebut adalah bahwa kita berada pada subnet 28. Hal ini berarti kita menggunakan sebanyak 28 angka 1 pada netmask (11111111.11111111.11111111.11110000) atau berarti subnet mask kita adalah menjadi 255.255.255.240. Alasan adanya CIDR adalah seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,  yaitu hanya ada 3 kelas penggolongan alamat IP. Dimana masing - masing kelas memiliki  jumlah  maksimal  alamat  tertentu.  Ambil  sebuah  contoh  dimana  sebuah  organisasi dengan jumlah komputer yang harus terhubung ke jaringan adalah sebanyak 1000 komputer.

Jika  digunakan  kelas  C,  yang  maksimal  adalah  256  host,  maka  jumlah  tersebut  tidak  cukup untuk  mengalamati  seluruh  komputer  tersebut.  Jika  kita  gunakan  kelas  B,  yang  maksimal jumlah hostnya adalah 65536, maka sisanya sangat banyak dan akan terbuang percuma yang berakibat  tidak  efisiennya  proses  routing.  CIDR  menggunakan  VLSM  (Variable - Length Subnet  Masks)  untuk  mengalokasikan  alamat  IP  sesuai  dengan  kebutuhannya,  daripada menggunakan mengikuti aturan - aturan kelas - kelas A, B dan C dalam jaringan.

Sehingga  pembagian  jaringan  atau  host  dapat  dilakukan  dengan  menggunakan  pada semua  bit  yang  ada  pada  alamat.  Perlu  diingat  bahwa  penggunaan  subnet  mask  maksimal adalah /30, karena sebuah jaringan paling tidak harus menyimpan dua buah bit sebagai bit dari host. Dan dalam sebuah jaringan, tidak semua alamat bisa kita gunakan sebagai alamat host. Setidaknya terdapat dua buah alamat tidak bisa kita gunakan, yaitu alamat pertama yang akan menjadi alamat jaringan tersebut dan alamat terakhir yang akan menjadi alamat broadcast dari jaringan tersebut.



5. Subnetting

     Dalam sebuah jaringan komputer, sekelompok komputer dan peralatan jaringan yang memiliki routing prefix IP address yang sama dinamakan sebuah subnetworks atau subnet. Dengan menggunakan subnetting, sebuah jaringan yang besar bisa dipecah dan dibentuk menjadi sebuah jaringan - jaringan yang lebih kecil. Proses tersebut dinamakan dengan subnetting. Subnetting memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

  1. Berkurangnya lalu lintas jaringan. Untuk mengkomunikasikan beberapa subnet dalam sebuah jaringan, maka kita harus menggunakan sebuah router. Dengan adanya router, maka semua lalu lintas hanya akan berada didalam jaringan tersebut, kecuali jika paket tersebut ditujukan kepada jaringan yang lainnya. 
  2. Kerja jaringan yang optimal. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya lalu lintas jaringan.
  3. Pengelolaan yang sederhana. Akan lebih mudah bagi kita untuk mengelola sebuah jaringan kecil - kecil yang saling terisolasi jika dibandingkan dengan mengelola sebuah jaringan tunggal yang sangat besar.
  4. Membantu pengembangan jaringan dengan jarak geografis yang jauh. Karena jalur dalam WAN yang lebih lambat dan mahal, maka sebuah jaringan yang mencakup jarak yang jauh akan menciptakan masalah masalah diatas. Sehingga menghubungkan banyak jaringan kecil akan menjadi lebih efisien. 
     Pada sebuah jaringan yang besar, tanpa adanya subnetting, lalu lintas paket dalam jaringan bisa  mencapai  nilai  rata - rata  yang  cukup  tinggi,  yang  banyak  disebabkan  oleh  terjadinya collision  pada  sebuah  jaringan  Ethernet  (CSMA/CD).  Oleh  karena  itu  subnetting digunakan untuk membentuk jaringan - jaringan yang lebih kecil. Disini router digunakan untuk mengelola lalu lintas data dan memisahkan batas antar subnet. Selain itu. subnetting membantu juga dalam mengatasi masalah keterbatasan jumlah host dalam IPv4, dimana jumlah maksimal alamat IP yang dimungkinkan adalah sebanyak 232 alamat IP. Mengingat bahwa setiap mesinyang terhubung kedalam internet haruslah  memiliki  alamat  yang  unik,  maka  jika  dilihat  maka  jumlah  tersebut  tidak  mungkin akan  cukup  untuk  seluruh  mesin  yang  ada  di  dunia  ini.  Oleh  karena  itu,  jika  dilihat  dari posisinya didalam sebuah jaringan, sebuah alamat IP dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:

  1. IP publik yaitu alamat IP yang langsung terhubung kedalam internet, dimana IP tersebut bersifat unik di keseluruhan jaringan internet.
  2. IP private yaitu alamat IP yang bersifat tidak umum, yang hanya dikenali oleh jaringan lokal  saja.  Agar  dapat  terhubung  ke  internet  dibutuhkan  beberapa  server  yang  bisa digunakan untuk mengkonversi alamat kita sehingga terhubung kedalam internet
a. Perhitungan Subnetting

Ketika sudah diputuskan untuk memilih sebuah subnet mask, maka kita perlu untuk menentukan beberapa hal yaitu: jumlah subnet, host yang valid, dan alamat broadcast. Maka dari subnet yang telah dipilih tadi perlu dijawab 5 buah pertanyaan mendasar berikut:

  1. Berapa jumlah subnet yang dihasilkan?
  2. Berapa jumlah host yang valid untuk setiap subnet?
  3. Mana sajakah subnet - subnet yang valid?
  4. Alamat broadcast dari setiap subnet adalah?
  5. Manakah host - host yang valid untuk setiap
    subnet?
 http://elektro.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/05/Modul-Praktikum-4-IP-Subneting.pdf